Sunday, 28 June 2015

Menyimak Impian dan Kenyataan (Review Of Mice and Men karya John Steinbeck)



Judul                          : Of Mice and Men: Tragedi Hidup Manusia
Penulis / Penerjemah  : John Steinbeck / Shita Athiya
Jumlah Halaman         : 150 + XX
Tahun Terbit               : September 2011 (Cetakan Pertama)
Penerbit                      : Selasar Surabaya Publishing
ISBN                            : 978-979-25-9413-3

Ini buku Steinbeck kedua yang saya miliki, tetapi adalah yang pertama saya baca. Karya Steinbeck yang lain –yang saya beli jauh sebelum buku ini ialah Amarah atau dalam judul aslinya, The Grapes of Wrath.

Buku ini saya beli tahun lalu pada acara pameran buku di Yogyakarta. Spontan. Tanpa rencana. Saya melihatnya di salah satu stan buku. Dijajar tak jauh dari The Old Man and The Sea milik Hemingway. Seingat saya, alasan terbesar membeli buku ini ialah bahwa saat itu saya sedang gandrung-gandrungnya dengan fiksi terjemahan. Namun demikian, meski sedang begitu gemar melahap fiksi-fiksi asing, entah mengapa novelet ini selalu terlewat atau barangkali sengaja saya lewati. Alasannya tidak jelas. Hingga kemudian baru saya baca di minggu-minggu akhir perkuliahan kemarin.

Itu pun tidak langsung selesai dalam satu rentang waktu. Meski begitu, di sepanjang jeda yang saya gunakan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah “ala-ala mahasiswa”, di pikiran saya tokoh-tokoh rekaan Steinbeck masih berloncatan. Jadi, bukan karena tidak menarik, faktor penyebabnya ialah jenis kertas. Saya tidak tahu persis, tapi kertasnya semacam kertas HVS putih. Begitu mengganggu. Saya cepat lelah membaca tulisan pada kertas berwarna putih, apalagi putih cemerlang. Jujur, dari pada kertas yang menyilaukan semacam itu, saya lebih suka kertas buram. Kelemahan saya.

Oke, skip.

Berangkat dari judul Of Mice and Men, saya tidak mempunyai terkaan atau ekspektasi apa-apa sebelumnya. Baik sewaktu memutuskan membeli atau ketika hendak mulai membaca. Namun demikian, tidak dipungkiri bahwa nama besar Steinbeck yang merupakan peraih penghargaan nobel sastra 1962 membuat saya berharap banyak juga pada tulisannya.

Of Mice and Men terdiri dari enam bagian cerita. Dituturkan Steinbeck dengan gaya yang tidak berlebihan, dan terjemahannya pun cukup enak dicerna.

Membaca cerita ini, seolah diajak menyimak mengenai hal yang sangat khas hidup, kehidupan. Of Mice and Men mengisahkan tentang impian serta kenyataan. Impian milik kelas bawah seperti George Milton, Lennie Small, dan para kelas pekerja lain. Kenyataan yang seringkali terasa tidak adil bagi golongan bawah, kelompok yang tidak berdaya.

Selain itu, Of Mice and Men juga berkisah mengenai hal yang begitu khas manusia, yaitu kesepian serta keterasingan. Betapa manusia tidak hanya butuh hal-hal lain, tapi juga senantiasa membutuhkan orang lain. Dan manusia kebanyakan terjebak dalam berbagai bentuk yang tidak dipahaminya. Banyak hal dilakukan cuma karena berusaha memenuhi tuntutan.

“Siapa pun bisa sinting kalau tidak punya orang dekat. Tak peduli separah apa pun orangnya, asalkan ia selalu ada untukmu. (Steinbeck, 2011: 98)”

Dari keseluruhan cerita, menurut saya, novelet ini berakhir pada saat yang tepat. Cerita memang harus diakhiri pada saat itu, meskipun tidak bohong, saya sempat dibikin bengong sejenak sewaktu menuntaskan bagian akhir, dan ketika membalik lagi yang saya temui ialah catatan mengenai penulis lalu sampul belakang. Dan habis.

Sudah.

Pas.

27.06.15

W

No comments:

Post a Comment

THEME BY RUMAH ES