Judul :
Of Mice and Men: Tragedi Hidup Manusia
Penulis / Penerjemah :
John Steinbeck / Shita Athiya
Jumlah Halaman :
150 + XX
Tahun Terbit :
September 2011 (Cetakan Pertama)
Penerbit :
Selasar Surabaya Publishing
ISBN :
978-979-25-9413-3
Ini buku Steinbeck kedua yang
saya miliki, tetapi adalah yang pertama saya baca. Karya Steinbeck yang lain
–yang saya beli jauh sebelum buku ini ialah Amarah
atau dalam judul aslinya, The Grapes
of Wrath.
Buku ini saya beli tahun lalu pada
acara pameran buku di Yogyakarta. Spontan. Tanpa rencana. Saya melihatnya di
salah satu stan buku. Dijajar tak jauh dari The
Old Man and The Sea milik Hemingway. Seingat saya, alasan terbesar membeli
buku ini ialah bahwa saat itu saya sedang gandrung-gandrungnya dengan fiksi
terjemahan. Namun demikian, meski sedang begitu gemar melahap fiksi-fiksi
asing, entah mengapa novelet ini selalu terlewat atau barangkali sengaja saya
lewati. Alasannya tidak jelas. Hingga kemudian baru saya baca di minggu-minggu
akhir perkuliahan kemarin.
Itu pun tidak langsung selesai
dalam satu rentang waktu. Meski begitu, di sepanjang jeda yang saya gunakan
untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah “ala-ala mahasiswa”, di pikiran saya
tokoh-tokoh rekaan Steinbeck masih berloncatan. Jadi, bukan karena tidak
menarik, faktor penyebabnya ialah jenis kertas. Saya tidak tahu persis, tapi
kertasnya semacam kertas HVS putih. Begitu mengganggu. Saya cepat lelah membaca
tulisan pada kertas berwarna putih, apalagi putih cemerlang. Jujur, dari pada
kertas yang menyilaukan semacam itu, saya lebih suka kertas buram. Kelemahan
saya.
Oke, skip.
Berangkat dari judul Of Mice and Men, saya tidak mempunyai
terkaan atau ekspektasi apa-apa sebelumnya. Baik sewaktu memutuskan membeli
atau ketika hendak mulai membaca. Namun demikian, tidak dipungkiri bahwa nama
besar Steinbeck yang merupakan peraih penghargaan nobel sastra 1962 membuat
saya berharap banyak juga pada tulisannya.
Of Mice and Men terdiri dari enam bagian cerita. Dituturkan
Steinbeck dengan gaya yang tidak berlebihan, dan terjemahannya pun cukup enak
dicerna.
Membaca cerita ini, seolah diajak
menyimak mengenai hal yang sangat khas hidup, kehidupan. Of Mice and Men mengisahkan tentang impian serta kenyataan. Impian
milik kelas bawah seperti George Milton, Lennie Small, dan para kelas pekerja
lain. Kenyataan yang seringkali terasa tidak adil bagi golongan bawah, kelompok
yang tidak berdaya.
Selain itu, Of Mice and Men juga berkisah mengenai hal yang begitu khas
manusia, yaitu kesepian serta keterasingan. Betapa manusia tidak hanya butuh
hal-hal lain, tapi juga senantiasa membutuhkan orang lain. Dan manusia
kebanyakan terjebak dalam berbagai bentuk yang tidak dipahaminya. Banyak hal
dilakukan cuma karena berusaha memenuhi tuntutan.
“Siapa pun bisa sinting kalau
tidak punya orang dekat. Tak peduli separah apa pun orangnya, asalkan ia selalu
ada untukmu. (Steinbeck, 2011: 98)”
Dari keseluruhan cerita, menurut
saya, novelet ini berakhir pada saat yang tepat. Cerita memang harus diakhiri
pada saat itu, meskipun tidak bohong, saya sempat dibikin bengong sejenak
sewaktu menuntaskan bagian akhir, dan ketika membalik lagi yang saya temui
ialah catatan mengenai penulis lalu sampul belakang. Dan habis.
Sudah.
Pas.
27.06.15
W
No comments:
Post a Comment