Saturday, 31 March 2018

Hal-Hal Baik

Dua ribu delapan belas sudah tiba di Maret. Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya tidak berekspektasi apa-apa. Namun, sayang manusia tidak pernah bisa benar-benar terbebas dari harapan yang mewujud sebentuk bayangan ideal dalam benaknya. Pada akhirnya manusia akan selalu mencecap getir tatkala menghadapi hal-hal yang tidak seirama dengan nuraninya. Sebagai seorang yang telah sekian lama memilih dan melatih diri untuk hidup tanpa ambisi macam-macam, saya merasa dunia kini terlampau bising.

Dunia nyata semakin maya. Dunia maya semakin nyata. Manusia sekarang seolah musti begitu sibuk untuk meraih eksistensi dalam kehidupannya di dua dunia yang mulai kabur. Namun, dalam pergulatan demi mempertahankan hidup itu, manusia seringkali justru lupa untuk menjadi manusia. Manusia lupa tujuannya bertahan hidup dengan memupuk eksistensinya tinggi-tinggi. Dengan usaha paling gigih, semangat menggebu, dan dada yang membusung, tetapi kebingungan ketika ditanya "untuk apa semua itu?"

Dari sudut pandang ingar bingar dunia, tidak ada yang salah. Namun, hati selalu tahu apa yang coba kita tipu.

Dunia ini mungkin sakit. Hidup itu luka. Manusia tidak lagi ada. Saya berdoa, semoga bising ini tidak berlanjut menjadi asing. Kalau iya, saya pasti akan kesulitan untuk tidak menjadi dingin dan menjelma sosok entah tanpa ingin. 

Menjadi manusia memang tidak mudah. Saya menulis ini agar selalu ingat bahwa saya pernah dan akan senantiasa berusaha percaya: hal-hal baik senantiasa bisa ditumbuhkan, bahkan dari lingkungan paling menyedihkan sekalipun. Selama kita tidak berhenti.



31.03.18 - Dari tempat (yang kuharap menyajikan) sunyi.


No comments:

Post a Comment

THEME BY RUMAH ES