Barangkali, saya memang harus menulis tentang sesuatu yang terus berlarian dalam benak beberapa waktu terakhir.
Laut.
Ya. Laut.
Saya merindukan laut.
Barangkali, rindu memang tidak hanya milik segala yang tercintai.
Namun, juga untuk semua yang berarti.
Laut.
Laut.
Demi laut. Agaknya saya harus meminta maaf untuk sesuatu yang sudah menari bersama. Namun, justru hilang begitu mudahnya.
November kedua belas, Bapak, dan laut yang tengah ter-rindukan.
Selamat malam.
N.B. Jadi, laut, kapan baiknya kita berjumpa?
November ini aku sudah sempat ke laut :)
ReplyDelete